Tugas
Makalah
Ilmu
Budaya Dasar
Pernikahan
Adat Sunda
Disusun
oleh :
Muhammad Ilham Fahrizal
Ian Lesmana
Adinda Putri Mumpuni
Arya Audi
Kelas :
1EA09
Universitas
Gunadarma Depok
Tahun
2016-2017
Kata
Pengantar
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Depok,November 2016
Penyusun
Daftar
Isi
Kata
pengatar 1
Daftar
isi 2
Bab
1 3
A.
Latar Belakang 3
B.
Unsur Kebudayaan Suku Sunda 4
Bab
2 8
A.
Makna dan Tradisi Adat Sunda 8
Bab
3 5
A. Proses Pernikahan Adat Sunda Sebelum Hari H 9
B. Proses Pernikahan Adat Sunda Sesudah Hari H 12
C. Transkripsi Wawancara 14
Daftar
pustaka 16
BAB
1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan
negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai
macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut
kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia
merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan
budaya.
Tidak bisa kita
pungkiri, bahwa kita pungkiri bahwa kebudayaan daerah merupakan
faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita
sebut dengan kebudayaan nasional. Maka atas dasar itulah segala
bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruk terhadap budaya
nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber
dari kebudayaan daerah, akan sangat berpebgaruh pula terhadap
kebudayaan daerah / kebudayaan lokal.
Kebudayaan merupakan
suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan ciri khas
dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa
atau daerah.
Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
Sunda adalah sebagai
nama kerajaan kiranya baru muncul pada abad ke 8 sebagai lanjutan
atau penerus kerajaan Tarumanegara. Pusat kerajaan berada di sekitar
Bogor, sejarahnya sunda mengalami babak baru karena arah pesisir
utara di Jayakarta (Batavia) masuk ke kuasaan kompeni Belanda sejak
1610 dan dari arah pedalaman sebelah timur masuk kekuasaan Mataram
sejak 1625.
Suku sunda merupakan
kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia,
yaitu berasal dan bertempat tinggal di Jawa Barat. Daerah yang juga
sering disebut Tanah Pasundan atau Tatar Sunda. Masyarakat sunda
mengartikan kata “sunda” menjadi beberapa pengertian (Hizhib:
2010) :
B.
Unsur
Kebudayaan Suku Sunda
Unsur-unsur
kebudayaan suku sunda adalah :
- Bahasa
- Bahasa sunda juga mengenal tingkatan dalam bahasa, yaitu bahasa untuk membedakan golongan usia dan status sosial antara lain, yaitu :
- Bahasa sunda lemes (halus) yaitu dipergunakan untuk berbicara dengan orang tua, orang yang dituakan atau disegani.
- Bahasa sunda sedang yaitu digunakan antara orang yang setaraf, baik usia maupun status sosialnya
- Bahasa sunda kasar yaitu digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau kepada orang yang status sosialnya lebih rendah.
- Namun demikian di Serang dan di Cilegon, lebih lazim menggunakan bahasa Banyumasan (bahasa Jawa tingkatan kasar) digunakan oleh teknik pendatang dari suku jawa.
2.
Religi/Agama
Sebagian besar
masyarakat suku sunda menganut Agama Islam, namun ada pula yang
beragama kristen, hindhu atau budha, dll. Mereka itu tergolong
pemeluk agama yang taat karena bagi mereka kewajiban beribadah adalah
prioritas utama. Contohnya dalam menjalankan ibadah puasa, sholat
lima waktu, serta berhaji bagi yang mampu. Mereka juga masih
mempercayai adanya kekuatan ghaib. Terdapat juga adanya
upacara-upacara yang berhubungan dengan salah satu fase dalam
lingkaran hidup, mendirikan rumah, menanam padi, dan lain-lain.
3.
Mata Pencaharian
Mata pencaharian
pokok masyarakat sunda adalah :
Bidang
perkebunan, seperti tumbuhan teh, kelapa sawit, karet dan kina
Bidang
pertanian, seperti padi, palawija, dan sayur-sayuran
Bidang
perikanan, seperti tambak udang, dan perikanan ikan payau
Selain
bertani, berkebun dan mengelola perikanan, ada juga bermata
pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, peternak.
4.
Organisasi Sosial
Sistem kekerabatan
yang digunakan adalah sistem kekerabatan parental atau bilateral,
yaitu mengikuti garis keturunan kedua belah pihak orang tua yaitu
bapak dan ibu. Dalam keluarga sunda, bapak yang bertindak sebagai
kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama
Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi
kehidupan suku sunda.
Dalam bahasa sunda
dikenal pula kosa kata sejarah dan sarsilah (silsilah, silsilah) yang
maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah
dalam bahasa Indonesia. Makna sejarah adalah susun galur atau garis
keturunan.
Pada saat menikah,
orang sunda tidak ada keharusan menikah dengan keturunan tertentu
asal tidak melanggar ketentuan agama. Setelah menikah, penggantin
baru bisa tinggal di tempat kediaman istri atau suami tetapi pada
umumnya mereka memilih tinggal di tempat baru atau neolokal.
5.
Kesenian
Masyarakat sunda
begitu gemar akan kesenian, sehingga banyak terdapat jenis kesenian
diantaranya seperti :
Seni tari : tari
topeng, tari merak, tari sisingaan dan tari jaipong.
Seni suara dan
musik
Degung (semacam
orkestra) : menggunakan gendang, gong, saron, kecapi
Salah satu lagu
daerah sunda antar lain yaitu Bubuy bulan, Es Lilin, Manuk dadali,
Tokecang, dan Warung Pojok.
Wayang Golek
Senjata
tradisonal yaitu kujang
6.
Sistem Peralatan dan Teknologi
Sistem peralatan
masyarakat sunda terdapat pada senjata tradisionalnya yaitu kujang.
Senjata seperti kujang ini disimpan sebagai pusaka yang digunakan
untuk melindungi rumah dari bahaya dengan meletakkan di atas tempat
tidur (Hazeu, 1904: 405-406). Menurut sebagian orang kujang mempunyai
kekuatan tertentu yanng berasal dari dewa (Hyang), kujang juga
dipakai sebagai salah satu estetika dalam beberapa organisasi serta
pemerintahan. Dengan perkembangan kemajuan, teknologi, budaya, sosial
dan ekonomi masyarakat sunda, kujang pun mengalami perkembangan dan
pergeseran bentuk, fungsi dan makna. Dari sebuah peralatan pertanian,
kujang berkembang menjadi sebuah benda yang memiliki karakter
tersendiri dan cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolik dan
sakral.
Berdasarkan fungsi
kujang terbagi menjadi empat antara lain, Kujang Pusaka ( lambang
keagungan dan perlindungan keselamatan), Kujang Pakarang (untuk
berperang), Kujang Pangarak (sebagai alat upacara), Kujang Pamangkas
( sebagai alat berladang).
Teknologi di
masyarakat sunda pula saat ini sudah berkembang pesat, masyarakat
saat ini sudah banyak mengenal dan bahkan memiliki benda-benda
elektronik, tetapi adapula masyarakat sunda yang masih kental dengan
adat dan menghindari tentang adanya teknologi dan unsur modern.
Contohnya adalah masyarakat baduy. Mereka memang tidak begitu suka
dengan perubahan teknologi, karena bagi mereka adat leluhur dari
nenek moyang haruslah tetap dijalankan.1[3]
7.
Sistem Pengetahuan
Pendidikan di suku
sunda sudah dibilang sangat berkembang baik. Terlihat dari peran
pemerintah Jawa Barat. Pemerintah Jawa Barat memiliki tugas dalam
memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagi warganya, sebagai
hak warga yang harus dipenuhi dalam pelayanan pemerintah. Pembangunan
pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat vital dan
fundemental untuk mendukung upaya-upaya pembangunan Jawa Barat di
bidang lainnya. Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi
pembangunan lainnya, menginggat secara hakiki upaya pembangunan
pendidikan adalah membangun potensi manusia yang kelak akan menjadi
pelaku pembangunan.
Dalam setiap upaya
pembangunan, maka penting untuk senantiasa mempertimbangkan
karekteristik dan potensi setempat. Dalam konteks ini masyarakat Jawa
Barat yang mayoritas suku sunda memiliki potensi budaya dan
karekteristik tersendiri, baik secara sosiologis-antropologis,
falsafah kehidupan masyarakat Jawa Barat yang telah diakui memiliki
makna yag sangat mendalam.
BAB
2
Pembahasan
- Makna dari tradisi pernikahan
Dalam
Al Quran bahwa Allah itu maha adil, dari potongan Surah An Nur ayat
32 menjelaskan
"
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang
orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan karuniaNya dan Allah Mha luas (
pemberian-Nya ) Lagi Maha Mengetahui. "
Dari
ayat di atas di simpulkan bahwa pernikahan itu pembawa pintu rezeki,
yang sekaligus memberi kita jalan untuk menuju keberkahan.
BAB
3
Alur Pernikahan Adat
Alur Pernikahan Adat
A. PROSESI PERNIKAHAN ADAT SUNDA SEBELUM HARI H
sayakamukalian.wordpress.com
1. NEUNDEUN OMONG (MENYIMPAN UCAPAN)
Pada prosesi pertama
adalah pembicaraan antara kedua pihak orang tua mempelai atau walinya
yang dipercaya jadi menjadi utusan pihak pria yang mempunyai rencana
untuk mempersunting seorang wanita sunda.
Orang tua atau wali
datang bersilaturahmi dan menyimpan pesan bahwa kelak sang wanita
akan dilamar.
Sebelumnya orang tua
masing-masing memang telah membuat kesepakatan untuk menjodohkan atau
sang pria dan wanitanya sudah sepakat untuk mengikat janji dalam
suatu ikatan pernikahan.
Selanjutnya orang
tua pria datang sendiri atau menyuruh orang lain ke rumah sang wanita
untuk menyampaikan niatnya.
Intinya, neundeun
omong (titip ucap, menaruh perkataan atau menyimpan
janji) yang mengharapkan sang wanita agar menjadi menantunya. Dalam
hal ini, orang tua atau wali membutuhkan kepandaian berbicara,
berbahasa dan penuh keramahan.
2. NAROSAN ATAU NYEUREUHAN (LAMARAN)
Prosesi melamar atau
meminang ini adalah sebagai tindak lanjut dari tahap pertama. Prosesi
ini dilakukan orang tua calon pengantin keluarga sunda dan keluarga
dekat.
Hampir mirip pada
tahap pertama, bedanya dalam lamaran, orang tua pria biasanya
mendatangi calon besannya dengan membawa makanan atau bingkisan
seadanya, membawa lamareun untuk pameungkeut yaitu
tali pengikat kepada calon pengantin wanitanya.
Biasanya
berupa uang, seperangkat pakaian, semacam cincin pertunangan, sirih
pinang komplit dan lainnya. Selanjutnya, kedua pihak mulai
membicarakan waktu dan hari yang disepakati untuk melangsungkan
pernikahan.
3. TUNANGAN
Prosesi pernikahan
adat sunda yang ketiga adalah prosesi patuker
beubeur tameuh, yaitu
dilakukan penyerahan
ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada sang wanita.
4. SESERAHAN (NYANDAKEUN)
Pada 3 – 7 hari
sebelum pernikahan, calon pengantin pria membawa uang, pakaian,
perabot
rumah tangga,
perabot dapur, makanan dan lain-lain.
5. NGEUYEUK SEUREUH
Ini adalah prosesi
yang tidak wajib atau pilihan. Jika ngeuyeuk
seureuh tidak dilakukan,
maka seserahan dilakukan
sesaat sebelum akad nikah. Tahap ini dilakukan sebagai berikut:
a.
Dipimpin Pengeuyeuk.
b.
Pengeuyek menyuruh kedua calon pengantin untuk
meminta ijin dan doa restu kepada kedua
orang tua serta
memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan
berupa parawanten, pangradinan dan
sebagainya.
c. Diiringi
lagu kidung oleh Pangeuyeuk.
d.
Disawer beras, agar hidup sejahtera.
e.
Dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar
memupuk kasih sayang dan rajin bekerja.
f. Membuka kain
putih penutup Pengeuyeuk.
Melambangkan rumah tangga yang akan dibina
masih bersih dan
belum ternoda.
g.
Membelah mayang jambe dan
buah pinang oleh calon pengantin pria. Mempunyai makna
agar keduanya
saling mengasihi dan bisa menyesuaikan diri.
h.
Menumbukkan alu ke
dalam lumpang sebanyak
tiga kali oleh calon pengantin pria.
6. MEMBUAT LUNGKUN
Saling hadapkan dua
lembar sirih bertangkai. Digulung menjadi satu memanjang. Diikat
dengan
benang kanteh.
Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maknanya agar kelak
rejeki yang didapat
jika berlebihan bisa dibagikan kepada saudara dan handai
taulan.
7. BEREBUT UANG
Prosesi ini
dilaksanakan di bawah tikar sambil disawer.
Bermakna berlomba-lomba dalam
mencari rejeki dan
disayang keluarga.
B. PROSESI PERNIKAHAN ADAT SUNDA PADA HARI H
Pada
hari yang telah ditetapkan oleh kedua keluarga calon pengantin.
sayakamukalian.wordpress.com
PROSESI UPACARA PERNIKAHAN
a.
Penjemputan Calon Pengantin Pria
Dilakukan oleh
utusan dari pihak wanita.
b.
Ngabageakeun
Ibu calon pengantin
wanita menyambut dengan mengalungkan bunga melati kepada calon
pengantin pria.
Kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk
masuk
menuju pelaminan.
c.
Akad Nikah
Petugas KUA, para
saksi dan pengantin pria telah berada di tempat nikah. Kedua orang
tua
menjemput pengantin
wanita dari kamar.
Kemudian didudukkan
di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi
dengan tiungpanjang,
yang bermakna penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung baru
dibuka ketika kedua
mempelai akan menandatangani surat nikah.
d.
Sungkeman
Meminta ampun kepada
kedua orang tua.
e.
Wejangan
Dilaksanakan oleh
ayah pengantin wanita atau keluarganya.
f.
Saweran
Kedua pengantin
didudukkan di kursi. Sambil penyaweran,
pantun sawer dinyanyikan.
Pantun mengandung
petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin dipayungi
dengan payung yang
besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
g.
Meuleum Harupat
Pengantin wanita
menyalakan harupat dengan
lilin. Harupat disiram
pengantin wanita
dengan kendi air.
Lalu harupat dipatahkan
oleh pengantin pria.
h.
Nincak endog (Menginjak Telur)
Pengantin pria
menginjak telur dan elekan sampai
pecah. Lantas kakinya dicuci dengan air
bunga dan dilap oleh
pengantin wanita.
i.
Muka Panto (Buka Pintu)
Diawali mengetuk
pintu tiga kali. Lalu diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan
dari dalam dan luar
pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka.
Pengantin
masuk menuju
pelaminan.
Prosesi pernikahan
adat sunda saat ini mulai disederhanakan, melihat prosesinya yang
begitu panjang dan
melelahkan. Bahkan menurut sebagian ulama, Prosesi pernikahan ini
terlalu
mubazir sebab ada
prosesi menginjak telur yang diibaratkan sangat tidak menghargai
kreasi
Yang Maha Kuasa.
Namun adat tetap saja adat, bagaimanapun bangsa ini tetap harus
melestarikan
adatnya yang ada.
Demikian prosesi
pernikahan adat sunda modern dan lengkap. Semoga berguna bagi
pasangan pengantin
maupun keluarga yang akan menggunakan adat sunda dalam prosesi
pernikahannya nanti.
C.
Transkripsi Wawancara
A
: Selamat malam bapak saya disini ingin mewa wancarai bapak mengenai
adat pernikahan sunda,
apakah
bapak bersedia untuk diwawancarai?
B
: Selamat malam, saya bersedia
A
: Jadi, seperti ini pak adat pernikahan sunda itu seperti apa dan
bagaimana sih ya pak?
B
: Dalam konsep pernikahan adat sunda itu tidak berbeda dengan adat
jawa dan daerah lainnya,
namun
ada beberapa acara yang wajib dilakukan yg biasa dilanjuntkan untun
pernikahan.
berawal
dari meminta izin dari orang tua melalui acara pengajian, dilanjutkan
dengan acara
siraman
sampai prosesi pernikahan. Untuk orang sunda, adat hukumnya wajib
untuk
dilakukan.
A
: Disetiap adat pernikahan itu ada tatacara dan susunannya pak, untuk
adat pernikahan sundanya
itu
sendiri acara dan susunannya itu seperti apa pak?
B
: Kalo adat pernikahan sunda itu ada dua tahap, tahap pertama itu
tahap prosesi pernikahan
sebelum
hari H yaitu seperti neundeun omongan atau menyimpan janji.
A
: Untuk omongannya itu, seperti apa dan artinya apa pak?
B
: Omongan itu tuh istilahnya dari menyimpan janji sehidup semati.
Terus lanjut ke acara sarosana
atau
nyeureuhan, ini dikenal dengan meminang atau lamaran. Prosesi ini
dilakukan orangtua
dari
calon pengantin keluarga sunda dan keluarga dekat. Hamper mirip pada
tahap pertama,
bedanya
itu orang tua dari mempelai pria mendatangi calon besan dengan
membawa makanan
atau
bingkisan dan juga cincin pertunangan.
A
: Terus selanjutnya acara apa ya pak?
B
: Prosesi adat sunda yang selanjutnya yaitu acara patuker beubeur
tameuh.
A
: Patuker beubeur tameuh itu apasih pak?
B
: Patuker beubeur itu penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau
polos kepada sang mempelai
wanita.selanjutnya
di lanjut pada acara seserahan atau nyandakeun,terus ngeuyeuk seureuh
dan
yang
terakhir berebut uang,yah begitulah kurang lebih nya adat pernikahan
sunda di tahap
sebelum
hari H
A
: Terus untuk tahap keduanya apa itu pak?
B
: Untuk tahap kedua itu prosesi upacara pernikahan dan akad
nikah,jadi pada tahap ini adanya
upacara
sebelum menuju pad acara inti yaitu akad nikah
A
: Oh begitu pak,terus untuk susunan acaranya seperti apa pak,tolong
bias di jelaskan pak?
B
: Baik,jadi susunan upacaranya yang pertama penjemputan calon
pengantin pria yang dilakukan
oleh
utusan dari pihak mempelai wanita,lalu yang kedua
ngabageakeun,ngabageakeun itu ibu
dari
calon pengantin wanita menyambut calon pengantin pria dengan cara
mengalungkan
bunga
melati kemudian diampit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita
untuk masuk
menuju
pelaminan. Dan selanjutnya yang ketiga acara inti yaitu akad
nikah,setelah akad nikah
lanjut
ke acara sungkeuman yaitu meminta maaf dan meminta ampun kepada kedua
orang tua
masing-masing
setelah sungkeuman lanjut ke wejangan yaitu seperti sambutan-sambutan
yang
dilaksanakan
oleh ayah pengantin wanita atau dari keluarganya terus lanjut pada
acara saweran
yang
dimana kedua pengantin didudukan dikursi sambil penyaweran,pantun
sawer dinyanyikan
pantun
yang mengandung petuah utusan orang tua pengantin wanita sambil kedua
pengantin
dipayungi
dengan payung besar dan diselingi taburan beras kuning atau kunyit
dan juga uang
recehan
ke atas payung setelah itu Meuleum Harupat selanjutnya Nincak Endog
atau menginjak
telor,
muka panto atau buka pintu ya begitulah kurang lebihnya adat sunda.
A
: Oh begitu ya sudah pak makasih atas kerjasamanya bapak
B
: Iya sama sama
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar